Sulutplus.news – Di tengah gelombang kritik atas lonjakan harga beras di Sulawesi Utara (Sulut), Presiden LSM Peduli Petani, Peternak, dan Nelayan (PPPN), Julius Jems Tuuk justru berpendapat lain.
Jems malah merasa senang harga beras di Sulut naik. Karena merupakan berkah bagi petani dan
berdampak pada kesejahteraan mereka.
Selain itu, sebanding dengan jerih payah mereka selama ini yang telah bekerja keras untuk menanam padi.
“Hari ini petani bersyukur dengan kenaikan harga beras di angka Rp13 ribu sampai Rp14 ribu per kilogram. Artinya ada kenaikan sekitar 150 persen,” kata Jems dilansir dari Berita Manado, Rabu, 16 Juli 2025.
Untuk itu, lanjut Jems, para pengkritik perlu memikirkan lagi nasib petani yang puluhan sudah tahun tidak pernah mendapat hasil sebanding.
“Keuntungan para petani padi selama ini hanya sedikit akibat harga beras murah tetapi mereka hanya diam. Giliran harga beras mengalami kenaikan, ada masyarakat marah mengeluh harga beras mahal. Orang yang komplain ini apakah pernah merasakan jadi petani sawah?,” ucap Jems.
Tuuk juga menyoroti suara sumbang yang dilayangkan wakil rakyat ke pemerintah soal harga beras yang naik.
Kata Tuuk, adanya kenaikan harga beras bukti keberpihakan pemerintah kepada para petani.
“Mewakili petani menyampaikan terima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo dan Gubernur Sulawesi Utara, Bapak Yulius Selvanus, karena dengan adanya kenaikan harga beras dapat menyejahterakan kami petani karena hampir 30 tahun teman-teman petani sawah menderita,” pungkas mantan anggota DPRD Sulut ini.***









