Sulutplus.news – Pergantian posisi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra resmi terjadi pada 1 Agustus 2025.
Sugiono, tokoh militer sekaligus diplomat, kini mengemban jabatan strategis tersebut setelah ditunjuk langsung oleh Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, dalam sebuah pertemuan internal di Hambalang, Bogor.
Penunjukan ini sekaligus mengakhiri masa bakti Ahmad Muzani yang telah menjabat selama lebih dari 17 tahun sejak partai ini berdiri pada 2008.
Sugiono bukan nama baru di lingkaran inti Gerindra. Ia lahir di Takengon, Aceh, pada 11 Februari 1979, dan menempuh pendidikan menengah di Taruna Nusantara Magelang.
Karier akademiknya berlanjut ke Norwich University di Amerika Serikat dengan fokus pada Teknik Komputer, lalu meraih gelar magister ganda dari University of Konstanz, Jerman.
Karier militernya dimulai pada 2002 sebagai perwira TNI AD di satuan elite Kopassus, dengan pangkat terakhir Letnan Satu.
Setelah keluar dari militer, ia bergabung dengan Prabowo sebagai sekretaris pribadi dan menjadi salah satu pendiri Partai Gerindra pada 2008. Sejak saat itu, Sugiono aktif membangun fondasi partai dari dalam.
Peran Strategis di Internal Gerindra
Selama lebih dari satu dekade, Sugiono menempati berbagai posisi penting di tubuh Gerindra.
Ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Umum DPP Bidang Kaderisasi dan Informasi Strategis (2014–2020), Wakil Ketua Harian DPP (2020–2025), serta Ketua Fraksi Gerindra di MPR RI (2021–2024).
Rekam jejak ini menunjukkan konsistensinya dalam membentuk arah kebijakan partai dan memperkuat struktur organisasi.
Dalam Pemilu 2019, Sugiono terpilih sebagai anggota DPR RI dari Dapil Jawa Tengah I.
Ia kemudian menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi I DPR RI yang membidangi pertahanan, hubungan luar negeri, dan komunikasi.
Pada Pemilu 2024, ia kembali memperoleh mandat rakyat untuk duduk di parlemen.
Menlu Militer Pertama Sejak 2001
Karier politik Sugiono mencapai puncaknya ketika Prabowo Subianto dilantik sebagai Presiden RI pada 20 Oktober 2024.
Dalam kabinet baru, Sugiono dipercaya sebagai Menteri Luar Negeri, menggantikan Retno Marsudi.
Ia menjadi politisi kedua yang menjabat posisi tersebut setelah Alwi Shihab, dan yang pertama berlatar belakang militer sejak era Hassan Wirajuda.
Sebagai Menlu, Sugiono aktif mewakili Indonesia di berbagai forum internasional, seperti KTT BRICS di Rusia dan pertemuan ASEAN.
Ia menekankan pentingnya diplomasi aktif, ketahanan pangan, investasi strategis, dan isu kemanusiaan sebagai prioritas kebijakan luar negeri Indonesia.
Pergeseran Kekuatan di Internal Gerindra
Penunjukan Sugiono sebagai Sekjen Gerindra menandai babak baru dalam dinamika internal partai.
Ahmad Muzani, yang sebelumnya menjabat selama hampir dua dekade, kini mengisi posisi sebagai Sekretaris Dewan Pembina dan Ketua Dewan Kehormatan Gerindra.
Pergeseran ini dinilai sebagai langkah penyegaran yang sejalan dengan arah pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Prabowo.
Ketua Fraksi Gerindra di DPR RI, Budi Djiwandono, menyebut bahwa rotasi ini merupakan bagian dari strategi konsolidasi partai untuk menghadapi tantangan politik lima tahun ke depan.
Dengan latar belakang militer, pengalaman diplomatik, dan loyalitas terhadap Gerindra, Sugiono dinilai mampu membawa partai ke arah yang lebih adaptif dan progresif.
Simbol Regenerasi dan Konsolidasi
Sugiono sebagai Sekjen Gerindra bukan hanya soal pergantian jabatan, tetapi juga simbol regenerasi kepemimpinan.
Ia merepresentasikan generasi baru yang memahami geopolitik global, teknologi, dan strategi komunikasi modern.
Dengan posisi ini, Sugiono diharapkan mampu memperkuat struktur partai, memperluas basis dukungan, dan menjaga stabilitas internal di tengah dinamika politik nasional.
Penunjukan ini juga mempertegas arah Gerindra sebagai partai yang siap bertransformasi, tidak hanya dalam struktur organisasi, tetapi juga dalam pendekatan kebijakan dan komunikasi publik.
Sugiono, dengan latar belakang yang unik dan pengalaman lintas sektor, menjadi figur sentral dalam proses tersebut. (*)






