Sulutplus.news – Ustaz Adi Hidayat, seorang ulama terkemuka yang dikenal karena keluasan wawasan dan pendekatan dakwah yang intelektual, kini telah resmi menjadi dosen tetap di Program Studi Linguistik, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Penunjukan ini bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari strategi besar UPI dalam membentuk generasi unggul menuju visi Indonesia Emas 2045.
Acara pengukuhan Ustaz Adi Hidayat sebagai dosen tetap digelar dengan khidmat di Auditorium SPs UPI, Bandung, pada Jumat, 1 Agustus.
Kehadirannya disambut langsung oleh jajaran pimpinan universitas, termasuk Rektor UPI Prof.
Didi Sukyadi dan Direktur SPs Prof. Juntika. Momen ini menjadi simbol sinergi antara dunia akademik dan dakwah intelektual.
Dalam sambutannya, Prof. Didi menegaskan bahwa bergabungnya Ustaz Adi Hidayat adalah berkah besar bagi institusi.
Ia menyebut bahwa kualitas sumber daya manusia adalah kunci kemajuan perguruan tinggi, dan UAH, sapaan akrab sang ustaz, memiliki kapasitas luar biasa dalam ilmu, komunikasi, dan jejaring nasional.
Ustaz Adi Hidayat mengungkapkan apresiasi mendalam atas amanah yang telah dipercayakan oleh keluarga besar akademik UPI.
Ia berharap kehadirannya dapat menjadi jangkar kuat dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara spiritual dan sosial.
“Saya ingin berkontribusi secara nyata dalam membangun SDM yang berkarakter, berilmu, dan siap menghadapi tantangan global,” ujar UAH dalam pidatonya.
Lebih dari sekadar pengajar, UAH diharapkan mampu menjadi katalisator dalam pengembangan riset multidisipliner yang menggabungkan nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan.
Hal ini sejalan dengan misi UPI dalam memperkuat tridharma perguruan tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Direktur SPs UPI, Prof. Juntika, menyebut bahwa bergabungnya Ustaz Adi Hidayat merupakan langkah strategis untuk menjadikan Program Studi Linguistik sebagai center of excellence di tingkat nasional maupun internasional.
Ia menekankan bahwa kolaborasi dengan tokoh publik seperti UAH akan memperluas cakupan akademik dan memperkuat daya saing global.
“Beliau adalah aset intelektual yang sangat berharga. Kami optimis kehadiran beliau akan memperkaya dinamika akademik di SPs,” ungkap Prof. Juntika.
UPI juga menyatakan komitmen penuh dalam mendukung program-program kolaboratif bersama UAH, khususnya dalam pengembangan pendidikan karakter, riset berbasis nilai, dan pelatihan SDM unggul yang siap bersaing di era digital.
Kehadiran Ustaz Adi Hidayat di lingkungan kampus bukan hanya soal pengajaran, tetapi juga tentang membangun ekosistem akademik yang berlandaskan nilai.
Dengan latar belakang keilmuan Islam dan kemampuan komunikasi yang mumpuni, UAH diyakini mampu menghadirkan pendekatan baru dalam pendidikan tinggi yang lebih humanis, spiritual, dan relevan dengan kebutuhan zaman.
Langkah ini juga menjadi bukti bahwa institusi pendidikan tinggi mulai membuka ruang bagi tokoh-tokoh publik yang memiliki pengaruh positif dalam masyarakat.
Sinergi antara dakwah dan akademik menjadi model baru yang potensial untuk direplikasi di berbagai kampus di Indonesia.
Dengan bergabungnya Ustaz Adi Hidayat sebagai dosen tetap, UPI menegaskan komitmennya dalam menyiapkan generasi emas Indonesia 2045.
Kolaborasi ini diharapkan mampu melahirkan inovasi pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada capaian akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan nilai kebangsaan.
Kehadiran UAH menjadi simbol bahwa pendidikan tinggi harus adaptif, inklusif, dan berani menjawab tantangan zaman dengan pendekatan yang transformatif.
UPI dan UAH kini berada di garis depan dalam membentuk masa depan Indonesia yang lebih cerah dan berdaya saing. (*)


