Berita Ekbis

Bitcoin Anjlok Usai Trump Naikkan Tarif Impor China: Dampaknya ke Pasar Kripto Global dan Investor Lokal

×

Bitcoin Anjlok Usai Trump Naikkan Tarif Impor China: Dampaknya ke Pasar Kripto Global dan Investor Lokal

Sebarkan artikel ini
Grafik penurunan harga Bitcoin setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor 100% untuk produk asal Tiongkok. Kebijakan ini memicu gejolak pasar kripto global dan aksi jual oleh investor lokal di Sulawesi Utara. (Sumber gambar: SulutPlus.news / Pixabay)
Grafik penurunan harga Bitcoin setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor 100% untuk produk asal Tiongkok. Kebijakan ini memicu gejolak pasar kripto global dan aksi jual oleh investor lokal di Sulawesi Utara. (Sumber gambar: SulutPlus.news / Pixabay)

MANADO, SULUTPLUS.NEWS – Harga Bitcoin (BTC) terjun bebas hingga 8,53% dalam 24 jam terakhir, menyentuh level USD 111.453 atau sekitar Rp 1,79 miliar, Sabtu, 11 Oktober 2025.

Penurunan tajam ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif impor 100% terhadap seluruh produk asal Tiongkok.

Kebijakan Trump diumumkan melalui akun resmi Truth Social pada Jumat malam waktu AS.

Ia menyatakan bahwa mulai 1 November 2025, semua produk dari Tiongkok akan dikenakan tarif 100%, disertai kontrol ekspor terhadap perangkat lunak strategis.

Langkah ini disebut sebagai respons terhadap kebijakan ekspor logam tanah jarang dari Beijing.

Baca Juga:  Cek Bansos PKH 2025: Harapan Digital di Tengah Tantangan Nyata Warga Sulut

Pasar kripto global langsung bereaksi. Selain Bitcoin, aset digital lain seperti Ethereum (ETH), Dogecoin (DOGE), dan Cardano (ADA) juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 14%, 24%, dan 23%.

Di Indonesia, investor lokal di Sulawesi Utara yang aktif di platform kripto seperti Indodax dan Tokocrypto mulai melakukan aksi jual untuk menghindari kerugian lebih lanjut.

Penurunan terjadi pada Sabtu pagi waktu Indonesia, hanya beberapa jam setelah pengumuman Trump.

Bursa kripto internasional seperti Binance dan Coinbase mencatat lonjakan volume transaksi jual.

Baca Juga:  PLN Hadirkan Diskon Tambah Daya Listrik Hingga 50 Persen Lewat Program KALCER 2025

Di Manado dan Kotamobagu, beberapa investor mengaku mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah dalam semalam.

Kebijakan tarif ini memicu ketidakpastian ekonomi global.

Menurut analis pasar dari CoinGlass , lebih dari USD 8 miliar posisi long terlikuidasi dalam waktu kurang dari satu jam, termasuk USD 1,83 miliar dari Bitcoin dan USDT.

Hal ini menunjukkan betapa sensitifnya pasar kripto terhadap kebijakan geopolitik.

SulutPlus.news mewawancarai Rendy Tumiwa, investor kripto asal Tomohon, yang menyatakan, dirinya sudah tarik sebagian aset ke stablecoin sejak awal Oktober karena khawatir dengan isu perang dagang.

Baca Juga:  Pertambangan Boleh jadi Unit Usaha Koperasi Desa Merah Putih

“Tapi penurunan secepat ini tetap mengejutkan,” ucapnya.

Ia menambahkan bahwa komunitas kripto lokal kini lebih berhati-hati dan mulai mempertimbangkan aset konvensional seperti emas.

Di Sulawesi Utara, minat terhadap kripto meningkat sejak pandemi, terutama di kalangan milenial dan pelaku UMKM digital.

Namun, kejadian ini menjadi pengingat bahwa volatilitas kripto sangat tinggi dan dipengaruhi faktor eksternal.

Pemerintah daerah belum memiliki regulasi khusus terkait edukasi investasi kripto, sehingga risiko misinformasi dan kerugian tetap tinggi. (*)