Berita Teknologi

Strategi Meta AI Rekrut Shengjia Zhao: Ambisi Ciptakan Kecerdasan Lengkap?

×

Strategi Meta AI Rekrut Shengjia Zhao: Ambisi Ciptakan Kecerdasan Lengkap?

Sebarkan artikel ini
Meta AI
Meta AI

Sulutplus.news – Langkah berani kembali dilakukan oleh raksasa teknologi Meta Platforms dalam memperkuat posisi mereka di ranah kecerdasan buatan.

Perusahaan yang dipimpin oleh Mark Zuckerberg ini resmi menunjuk Shengjia Zhao, salah satu tokoh di balik pengembangan ChatGPT dan GPT-4, sebagai Kepala Ilmuwan di laboratorium baru bertajuk Meta AI Superintelligence Lab.

Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Zuckerberg lewat platform Threads, Jumat, 28 Juli 2025.

Ia menegaskan bahwa Zhao akan menetapkan arah ilmiah dan strategi riset Meta AI ke depan, bekerja langsung dengannya dan Chief AI Officer Meta, Alexandr Wang.

Zhao: Otak Di Balik ChatGPT Kini Jadi Tulang Punggung Meta AI

Shengjia Zhao bukan nama asing di dunia teknologi. Sebagai eks peneliti utama di OpenAI, kontribusinya terhadap penciptaan berbagai model bahasa canggih seperti ChatGPT, GPT-4, dan varian ringan seperti 4.1 dan o3 membuatnya menjadi aset yang berharga.

Baca Juga:  Vivo V60 Resmi Hadir di Indonesia: Kamera ZEISS, Snapdragon 7 Gen 4, dan Fitur Unggulan untuk Pengguna Lokal

Kepindahannya ke Meta menunjukkan betapa seriusnya perusahaan dalam mengejar dominasi AI generatif dan kecerdasan umum buatan.

Meta AI kini tengah bertransformasi dengan pendekatan agresif dalam perekrutan talenta.

Tak hanya Zhao, beberapa ilmuwan terkemuka lainnya juga dikabarkan telah meninggalkan OpenAI dan bergabung ke Meta dalam kurun waktu beberapa minggu terakhir.

Ambisi Meta AI dalam Menciptakan Kecerdasan Lengkap

Laboratorium Meta AI Superintelligence baru ini dibentuk sebagai respons terhadap ekspektasi yang tinggi terhadap model Llama generasi keempat yang sebelumnya mendapat kritik.

Baca Juga:  Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Meta berharap dengan konsolidasi riset di bawah Zhao, pengembangan kecerdasan umum akan lebih terarah dan berdampak.

Berbeda dari unit riset FAIR yang dipimpin oleh Yann LeCun, lab baru ini berjalan secara independen.

Tujuannya jelas, membangun artificial general intelligence yang bersifat terbuka dan dapat diakses oleh komunitas global.

Strategi Meta AI: Inovasi dan Transparansi sebagai Kunci

Zuckerberg menegaskan bahwa Meta AI tidak hanya mengejar pencapaian teknologi, tetapi juga mengedepankan transparansi melalui pendekatan sumber terbuka.

Strategi ini mengundang beragam reaksi: ada yang menilai sebagai langkah inklusif, namun tak sedikit pula yang khawatir terhadap risiko keamanan teknologi yang terlalu terbuka.

Meta AI menawarkan gaji kompetitif dan berbagai insentif menarik untuk menarik talenta terbaik dari Silicon Valley dan dunia.

Baca Juga:  Twitter Memiliki Saingan baru yaitu sebuah Platform yang dibuat oleh Meta

Beberapa kesepakatan dengan startup juga telah dilakukan sebagai bagian dari strategi memperkuat basis riset internal.

Meta AI Hadapi Persaingan Global Semakin Ketat

Dengan pesatnya perkembangan teknologi generatif dan machine learning, Meta AI kini berhadapan langsung dengan kompetitor besar seperti Google DeepMind, Anthropic, dan OpenAI sendiri.

Langkah agresif Meta menunjukkan bahwa perusahaan tidak ingin sekadar menjadi pengikut, tapi penggerak inovasi.

Rekrutmen Zhao bisa menjadi titik balik dalam misi Meta untuk menciptakan teknologi AI yang tak hanya canggih, tapi juga aman, inklusif, dan berdampak luas.(*)