Berita Sulut

Sebagai Wujud Empati, Gubernur Yulius Pastikan Pasokan Listrik Masuk Pulau Gangga Sebelum Hari Kemerdekaan

×

Sebagai Wujud Empati, Gubernur Yulius Pastikan Pasokan Listrik Masuk Pulau Gangga Sebelum Hari Kemerdekaan

Sebarkan artikel ini
Gubernur Sulawesi Utara, Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus Komaling
Gubernur Sulawesi Utara, Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus Komaling

Manado, Sulutplus.news – Gubernur Sulawesi Utara Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus menyatakan komitmen membawa perubahan nyata untuk masyarakat di Pulau Gangga.

Pasca tragedi kebakaran KM Barcelona V, nelayan Talise diapresiasi atas aksi heroik di perairan Minahasa Utara, pulau Gangga.

Sebagai wujud empati, Gubernur segera merespon permintaan masyarakat terkait kebutuhan vital berupa pasokan listrik penuh harian.

Pada pertemuan resmi di Wisma Negara Bumi Beringin, Yulius menegaskan bahwa pemerintah hadir menjawab keresahan rakyat lokal.

“Masyarakat butuh solusi konkret, tidak sekadar simpati. Kami pastikan komitmen pemerintah untuk hadir dan membawa terang,” ucap Gubernur.

Tuntutan masyarakat disampaikan melalui surat terbuka, meminta ketersediaan aliran listrik 24 jam demi kenyamanan dan keselamatan.

Penghargaan atas jasa luar biasa nelayan segera diikuti aksi nyata: pemerintah bergerak cepat mewujudkan kebutuhan penting tersebut.

Gubernur Yulius menyampaikan bahwa mendengar langsung aspirasi rakyat adalah bagian utama dari komitmen kepemimpinan inklusif.

“Kami tidak menunda. Respons cepat adalah bentuk tanggung jawab terhadap mereka yang menjadi bagian penting kemajuan daerah,” ujar Gubernur.

Kebutuhan listrik di kepulauan bukan sekadar soal penerangan, tapi berkaitan erat dengan keselamatan serta kelangsungan hidup warga.

Baca Juga:  Segera Menikah, Berikut Sederet Fakta Elly Lasut dan Melly Karundeng

Kolaborasi antara Pemerintah Provinsi dan PT PLN Suluttenggo jadi langkah strategis dalam merealisasikan harapan warga Gangga.

“PLN menyatakan siap menyalakan listrik. Kami bersyukur atas respon positif dan solusi yang akhirnya disepakati bersama,” terangnya.

Langkah berikutnya, konsultasi dan rapat intensif dilakukan demi memastikan proses realisasi berjalan mulus dan tanpa hambatan.

Yulius menyebutkan sebelum 17 Agustus, seluruh pulau Gangga akan mendapatkan listrik 24 jam sebagai bentuk hadiah kemerdekaan.

“Kita akan kawal proses ini, dan pastikan tidak hanya janji, melainkan bukti nyata pemerintah berpihak pada masyarakat kecil.,” janjinya.

Langkah strategis tersebut menjadi bukti bahwa pemerintah tidak sekadar seremonial, tapi menjawab secara langsung tuntutan publik.

PLN menunjukkan sinergi kuat antara BUMN dan Pemerintah Daerah dalam menjawab tantangan distribusi energi di wilayah terpencil.

Gubernur Yulius juga menggarisbawahi pentingnya keberlanjutan: listrik harus menjadi jembatan menuju pembangunan di pulau terpencil.

“Realitas baru ini harus menjadi titik awal kebangkitan ekonomi lokal di daerah pesisir, melalui akses energi yang berkelanjutan,” ucapnya.

Dengan akses listrik yang memadai, sektor produktif seperti perikanan, UMKM, dan pariwisata diprediksi akan tumbuh signifikan.

Gubernur mengimbau seluruh pihak menjaga semangat gotong royong demi mempercepat transformasi di pulau Gangga dan sekitarnya.

Baca Juga:  Rakyat Sulut Bisa Kelola 10 Hektar Wilayah Tambang, Asal Penuhi Syarat Ini

“Transformasi membutuhkan partisipasi kolektif. Pemerintah, rakyat, dan swasta harus bersatu demi Sulut yang Maju dan Sejahtera,” imbaunya.

Pemerintah daerah menyatakan akan menyediakan perangkat pendukung seperti infrastruktur jaringan dan edukasi pemanfaatan energi.

Upaya ini sekaligus menjadi antisipasi risiko kebakaran dan insiden maritim lainnya dengan sistem respons berbasis energi modern.

Nelayan dan warga Gangga merasa terhormat bahwa perjuangan mereka mendapatkan perhatian langsung dari pemimpin daerah.

Penghargaan bukan sekadar simbolis, melainkan dihargai melalui kebijakan strategis yang menjawab kebutuhan dasar mereka.

Proses ini juga menunjukkan bahwa pemerintah mendengarkan suara akar rumput, bukan hanya aktor elite dan pusat kekuasaan.

Kehadiran pemerintah secara langsung dalam krisis memberikan pengaruh besar terhadap rasa kepercayaan publik kepada negara.

Yulius menekankan pentingnya menyelaraskan program pembangunan dengan kebutuhan nyata masyarakat di daerah kepulauan terpencil.

“Pembangunan harus menyentuh hingga ke pelosok. Kita tidak boleh membiarkan wilayah kita tenggelam dalam keterbatasan,” jelasnya.

Dukungan terhadap elektrifikasi pulau Gangga menjadi bukti nyata bahwa visi ‘Sulut Terang’ bukan hanya slogan politik semata.

Visi tersebut adalah roadmap menuju kesejahteraan inklusif yang menyentuh semua segmen, termasuk nelayan dan masyarakat pesisir.

Baca Juga:  Aktivitas Domestik Penopang Ekonomi Sulut di Triwulan-I 2025

Kebijakan ini juga sejalan dengan target Indonesia Emas 2045 yang menempatkan inklusi energi sebagai bagian fondasi ekonomi.

Listrik 24 jam akan membawa dampak jangka panjang: stabilitas sosial, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan kualitas hidup warga.

Realisasi janji ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah dapat menjadi motor perubahan dengan pendekatan empati dan akselerasi.

Arah baru kepemimpinan Yulius dinilai membawa gaya manajemen responsif yang mendekatkan birokrasi dengan kebutuhan masyarakat.

“Pemerintah bukan menara gading. Kami harus menjadi sahabat rakyat yang hadir memberi solusi, bukan sekadar regulasi,” tegasnya.

Seluruh pihak diminta ikut mengawal jalannya implementasi agar proyek elektrifikasi berjalan lancar sesuai harapan dan jadwal.

Gubernur juga mengajak masyarakat menjaga dan memanfaatkan pasokan listrik secara bijak untuk keberlangsungan pelayanan jangka panjang.

“Mari rawat berkah ini. Listrik adalah jantung kehidupan baru yang harus kita jaga bersama sebagai warisan untuk generasi berikut,” pungkasnya.

Dalam semangat Torang Samua Basudara, Gubernur menutup pernyataannya dengan harapan agar daerah terus melaju dalam harmoni.***