SulutPlus.news – PT Superbank Indonesia akhirnya angkat bicara terkait spekulasi pasar mengenai rencana penawaran saham perdana (IPO) yang disebut-sebut akan berlangsung pada Oktober 2025.
Meski tidak membenarkan maupun membantah, pihak perusahaan menegaskan bahwa fokus utama saat ini adalah memperkuat kinerja dan memperluas jangkauan layanan keuangan digital.
Rumor mengenai IPO Superbank mencuat setelah beredar tangkapan layar yang menyebutkan jadwal book building pada 10–13 Oktober 2025, dengan kode saham BSPR.
Disebutkan pula bahwa perusahaan akan melepas 35,88 miliar saham atau sekitar 20% dari total kepemilikan, dengan harga penawaran antara Rp250–Rp300 per lembar.
Superbank merupakan entitas perbankan digital yang berada di bawah naungan Grup Emtek. Juru bicara perusahaan menyatakan, superbank tidak memberikan komentar atas rumor atau spekulasi pasar.
Spekulasi mengenai IPO Superbank mulai ramai diperbincangkan di media sosial dan forum investor sejak pertengahan September 2025. Informasi ini kemudian menyebar ke media keuangan nasional dan memicu respons dari Bursa Efek Indonesia.
Sebagai bank digital yang baru beroperasi setahun dan telah mencetak laba bersih Rp20,1 miliar, potensi IPO Superbank menjadi sorotan investor ritel dan institusi. Langkah ini dinilai strategis untuk memperkuat permodalan dan ekspansi layanan berbasis teknologi.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menegaskan bahwa hingga saat ini Superbank belum melakukan proses book building maupun penawaran di sistem e-IPO resmi.
“Silakan menghubungi perusahaan atau sumber informasi terkait untuk konfirmasi lebih lanjut,” ujar Nyoman.
Di Sulawesi Utara, perkembangan IPO bank digital seperti Superbank berpotensi memengaruhi minat masyarakat terhadap investasi pasar modal.
Menurut pengamat keuangan lokal, Dr. Rino Tumiwa, transparansi dan edukasi sangat penting agar investor pemula di daerah tidak terjebak pada spekulasi yang belum terverifikasi.

