Sulawesi Utara menjadi tuan rumah Warbiasa Governor League, turnamen esport nasional pertama yang mengusung game lokal karya anak daerah, Wardeka. Ajang ini digelar secara daring dan didukung penuh oleh Gubernur Yulius Selvanus sebagai simbol kebangkitan ekonomi kreatif Indonesia.
MANADO, SulutPlus.news – Turnamen Warbiasa Governor League Esport Competition resmi dimulai pada Minggu (12/10), mempertemukan ratusan peserta dari berbagai kota besar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi.
Kompetisi ini menjadi tonggak sejarah karena untuk pertama kalinya, game lokal bergenre shooter, Wardeka, digunakan sebagai platform utama dalam ajang nasional.
Game Wardeka merupakan hasil karya anak muda Sulawesi Utara (Sulut) yang memadukan elemen budaya Nusantara, seni visual, dan teknologi digital.
Dengan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Sulut dan Gubernur Yulius Selvanus, turnamen ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga strategi promosi pariwisata digital dan ekonomi kreatif daerah.
“Ini bukan sekadar turnamen, tapi gerakan besar yang menunjukkan bahwa kreativitas anak bangsa bisa bersaing di panggung global,” ujar Gubernur Yulius saat membuka acara secara virtual dari Kantor Gubernur Sulut.
Menurut Yulius, dunia esport kini telah berkembang menjadi industri masa depan yang mampu menciptakan lapangan kerja baru, memperkenalkan budaya lokal ke dunia internasional, dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital.
Kepala Dinas Pariwisata Sulut, Kartika Devi Tanos, menambahkan bahwa Warbiasa Governor League adalah bukti nyata kolaborasi antara pemerintah, komunitas kreatif, dan generasi muda.
Ia menyebut game Wardeka sebagai “karya monumental yang mengangkat identitas bangsa melalui medium digital yang kompetitif dan edukatif”.
Grand Final dijadwalkan berlangsung pada Senin (13/10), mempertemukan finalis dari berbagai provinsi dalam babak penentuan juara nasional.
Acara ini juga menjadi bagian dari rangkaian promosi 21 karya budaya Sulut yang baru saja ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia 2025 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (*)







