Berita Sulut

Gubernur Sulut Yulius Selvanus Rayakan Ultah ke-62 di Serang, Kenang Masa Sulit Tanpa Listrik dan Rumah Layak

×

Gubernur Sulut Yulius Selvanus Rayakan Ultah ke-62 di Serang, Kenang Masa Sulit Tanpa Listrik dan Rumah Layak

Sebarkan artikel ini
Gubernur Sulut Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus memotong tumpeng dalam perayaan ulang tahun ke-62 di Serang, Banten, Rabu, 17 September 2025. Momen haru dan syukur mewarnai perayaan bersama keluarga dan kerabat, mengenang masa kecil penuh perjuangan. (Foto: Humas Pemprov Sulut)
Gubernur Sulut Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus memotong tumpeng dalam perayaan ulang tahun ke-62 di Serang, Banten, Rabu, 17 September 2025. Momen haru dan syukur mewarnai perayaan bersama keluarga dan kerabat, mengenang masa kecil penuh perjuangan. (Foto: Humas Pemprov Sulut)

Dalam suasana hangat perayaan ulang tahun ke-62 di Serang, Banten, Gubernur Sulawesi Utara Mayjen TNI (Purn) Yulius mengungkapkan kisah hidupnya yang penuh perjuangan, dari masa kecil tanpa rumah hingga menjadi pemimpin daerah.

Banten – Gubernur Sulawesi Utara, Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus Komaling, atau akrab disapa YSK, merayakan hari ulang tahunnya yang ke-62 bersama keluarga dan kerabat dekat di Serang, Banten, pada Rabu, 17 September 2025.

Dalam momen yang awalnya penuh sukacita, suasana berubah menjadi haru ketika orang nomor satu di Sulut ini mengenang masa-masa sulit yang dialaminya bersama kedua orang tua, Daud Lumba dan Greysa Komaling, usai lulus SMA.

Saat itu, sang ayah baru saja pensiun dari TNI AU dan keluarga mereka belum memiliki tempat tinggal tetap.

“Rumah pertama kami itu kecil, tanpa listrik, atapnya dari bambu. Kalau angin kencang, bisa terangkat semua,” ujar Yulius sambil menitikkan air mata.

Ia menambahkan bahwa malam pertama di rumah tersebut mereka hanya menggunakan lampu minyak dalam botol untuk penerangan.

Barang-barang dipindahkan seadanya, dan baru keesokan harinya mereka bisa menata ulang.

Meski hidup dalam keterbatasan, Yulius menekankan bahwa keluarganya selalu menjadikan ibadah sebagai prioritas.

Mereka rela berjalan jauh untuk menemukan gereja dan selalu melapor kepada pendeta agar diakui sebagai jemaat.

“Itulah yang kami syukuri. Di mana pun berada, ibadah harus tetap jadi bagian hidup kami,” tuturnya.

Yulius juga menyampaikan bahwa pencapaiannya sebagai Gubernur Sulut adalah hasil dari perjuangan panjang dan keyakinan spiritual.

“Menjadi Gubernur Sulut itu semua karena Tuhan. Saya perlu bersaksi bahwa perjuangan itu tidak mudah,” ucapnya dengan suara bergetar.

Perjalanan hidup Yulius mencerminkan realitas banyak keluarga di Sulawesi Utara yang menghadapi keterbatasan ekonomi pasca pensiun militer.

Menurut data BPS Sulut 2025, sekitar 12% keluarga pensiunan masih tinggal di rumah tidak layak huni, terutama di wilayah pesisir dan pedalaman.

Kisah Yulius menjadi inspirasi bagi generasi muda Sulut bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk meraih cita-cita.

Dalam wawancara eksklusif dengan redaksi, tokoh masyarakat Minahasa, Pdt. Jefry Komaling, menyebut bahwa nilai ibadah dan ketekunan yang ditanamkan keluarga YSK adalah fondasi kuat yang membentuk karakter kepemimpinannya.