Intinya Begini_______________________________
- Sinergi TNI-Polri terlihat nyata saat Propam Polres Kotamobagu mendapat kejutan ulang tahun dari Subden POM Bolmong, Jumat, 17 Oktober 2025.
KOTAMOBAGU, SULUTPLUS.NEWS – Momen peringatan Hari Ulang Tahun ke-23 Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri diwarnai kejutan tak terduga bagi jajaran Propam Polres Kotamobagu.
Alih-alih menghadiri pemanggilan terkait “masalah personel”, mereka justru disambut dengan perayaan hangat dari Subden Polisi Militer (POM) Bolmong.
Kejadian ini berlangsung Jumat pagi di Markas Subden POM Bolmong.
Kepala Seksi Propam Polres Kotamobagu, Ipda Jefry Askali, S.Sos, bersama beberapa anggota, awalnya menerima panggilan dari Kasubden POM Kapten CPM Risky Aditya.
Dalam komunikasi awal, disebutkan adanya persoalan disiplin yang perlu diklarifikasi.
Namun setibanya di lokasi, suasana berubah total. Bukannya pemeriksaan, mereka justru disambut dengan ucapan selamat ulang tahun, tumpeng, dan makan bersama.
“Kami benar-benar tidak menyangka. Ini bentuk perhatian luar biasa dari rekan-rekan TNI,” ujar Ipda Jefry saat diwawancarai di lokasi.
Menurut Kapten Risky Aditya, kejutan ini merupakan bentuk penghargaan atas kerja sama yang selama ini terjalin antara POM TNI dan Propam Polri di wilayah Bolaang Mongondow Raya.
“Kami ingin menunjukkan bahwa sinergitas bukan hanya slogan, tapi nyata dalam keseharian tugas,” ungkapnya.
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan HUT Propam Polri ke-23 yang jatuh pada 17 Oktober 2025.
Secara nasional, tema tahun ini adalah “Profesional, Disiplin, Akurat, dan Beretika”, sebagaimana ditegaskan oleh Kadiv Propam Polri Irjen Pol Abdul Karim dalam pernyataan resminya.
Di Kotamobagu sendiri, Propam Polres juga menggelar bakti sosial ke panti asuhan di Mongkonai dan Kotobangon, membagikan sembako dan makanan kepada anak-anak yatim.
“Kami ingin ulang tahun ini menjadi momentum berbagi dan memperkuat kepercayaan masyarakat,” tambah Ipda Jefry.
Kejutan dari Subden POM ini menjadi simbol kuat bahwa koordinasi antar-aparat penegak hukum di daerah tidak hanya berjalan formal, tetapi juga dibangun di atas rasa saling menghargai dan kekeluargaan. (*)













