Ringkasan Berita
- Tim SAR kembali mengevakuasi 12 jenazah dari reruntuhan musala Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Sabtu (4/10/2025).
- Total korban tewas kini mencapai 26 orang, sementara 104 santri berhasil selamat.
SIDOARJO, SulutPlus.news — Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi 12 jenazah dari reruntuhan musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Sabtu (4/10/2025).
Peristiwa tragis ini terjadi saat ratusan santri tengah melaksanakan salat Asar berjemaah, Senin (29/9/2025), ketika bangunan tiga lantai yang baru selesai dicor tiba-tiba ambruk.
Data Korban Terbaru
Menurut Direktur Operasi Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, total korban hingga Minggu (5/10/2025) mencapai 130 orang, terdiri dari:
- 104 orang selamat
- 26 orang meninggal dunia
- 21 jenazah belum teridentifikasi
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat masih ada 49 santri yang belum ditemukan, berdasarkan daftar 167 nama yang diserahkan pihak ponpes.
Kesaksian Santri yang Selamat
Nanang Saifur Rizal (16), santri kelas satu SMA di Ponpes Al Khoziny, menjadi salah satu penyintas yang berhasil keluar dari reruntuhan.
Dalam wawancara langsung dengan wartawan di Kota Malang, Rizal mengisahkan detik-detik bangunan ambruk.
“Saat rakaat ketiga salat Asar, tiba-tiba terdengar suara benda jatuh dari atas. Lalu getaran seperti gempa, dan bangunan langsung runtuh,” ujar Rizal.
Ia sempat tertimpa material bangunan dan terjebak selama 30 menit sebelum menemukan celah untuk keluar.
Rizal juga menolong rekannya, Mamat, yang mengalami kejang di bawah puing.
“Saya bantu duduk dan tarik dia keluar lewat lubang kecil,” tambahnya.
Penyebab
Musala yang ambruk merupakan bagian dari bangunan baru yang sedang dalam tahap pengecoran lantai tiga.
Menurut pengasuh Ponpes, KH. Raden Abdus Salam Mujib, pengecoran dilakukan sejak pagi dan selesai siang hari.
Namun, bangunan tersebut tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB), seperti dikonfirmasi oleh Bupati Sidoarjo, Subandi.
Hal ini memicu pertanyaan serius terkait standar keselamatan konstruksi di lembaga pendidikan keagamaan.
Penanganan Medis dan Psikologis
RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo masih merawat tujuh pasien, termasuk Haikal (13) yang harus menjalani amputasi kaki akibat luka parah.
Polda Jatim juga memfasilitasi trauma healing bagi para korban dan keluarga.
Upaya Evakuasi dan Bantuan
Evakuasi dilakukan secara manual dan dengan alat berat, melibatkan lebih dari 1.300 personel dari 65 instansi, termasuk Basarnas, TNI, Polri, dan relawan.
PT Freeport Indonesia turut mengirimkan tim tanggap darurat dengan peralatan ekstrikasi dan SCBA. (*)