Gorontalo – Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-62 Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut menggelar ziarah ke makam dua tokoh penting yang pernah memimpin daerah ini: Abdullah Amu dan Hasan Abas Nusi.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi (Sekda) Sulut, Tahlis Gallang, sebagai bagian dari rangkaian reflektif mengenang jasa para pemimpin terdahulu.
Ziarah sebagai Wujud Penghormatan dan Refleksi Sejarah
Ziarah dilaksanakan pada Kamis, 18 September 2025, dimulai dari Taman Makam Pahlawan Pentadio, Gorontalo, tempat dimakamkannya Abdullah Amu, Gubernur Sulut periode 1966–1967 dan tokoh Gorontalo yang dikenal berintegritas dalam masa transisi pemerintahan daerah.
Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ke Pulubala, lokasi makam keluarga Hasan Abas Nusi, Wakil Gubernur Sulut periode 1998–2000, yang dikenal sebagai akademisi dan birokrat berdedikasi.
Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran pejabat Pemprov Sulut, pemerintah daerah setempat, serta keluarga almarhum.
Prosesi berlangsung khidmat dengan tabur bunga dan doa bersama, mencerminkan nilai-nilai penghormatan terhadap sejarah dan kontribusi para tokoh.
Tahlis Gallang menyampaikan bahwa ziarah ini bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk penghargaan dan pembelajaran dari jejak kepemimpinan masa lalu.
“Kami ingin generasi sekarang memahami bahwa kemajuan Sulut hari ini tidak lepas dari pondasi yang dibangun oleh para pemimpin terdahulu,” ujar Tahlis Gallang, yang juga dikenal sebagai Panglima ASN Sulut.
Sementara itu, perwakilan keluarga Abdullah Amu menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian Pemprov Sulut.
“Kami bangga dan terharu. Semoga Sulut terus berkembang dan sejahtera,” ungkap salah satu anggota keluarga.
Ziarah ini merupakan bagian dari agenda tahunan Pemprov Sulut dalam menyambut HUT provinsi.
Sebelumnya, Gubernur Sulut Mayjend TNI (Purn) Yulius Selvanus dan Wakil Gubernur Victor Mailangkay juga melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, untuk menghormati tokoh Sulut yang dimakamkan di sana.
Menurut Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Setdaprov Sulut, Maya Pinontoan, kegiatan ini menjadi sarana memperkuat hubungan emosional antara pemerintah dan masyarakat, serta mengingatkan pentingnya nilai-nilai kepemimpinan yang berakar pada pengabdian.