Bolmong, Sulutplus.news – Mulai hari ini, status siaga bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) diberlakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow (Bolmong)
Penetapan ini tak hanya soal formalitas, melainkan panggilan bersama untuk mendorong pencegahan dan sinergi antar pemangku kepentingan.
Seperti diketahui, dalam dua pekan terakhir, wilayah Bolmong mengalami suhu panas mencapai 35°C disertai angin kencang.
Kondisi ini diperparah oleh maraknya pembakaran lahan, termasuk insiden di Desa Solog dan Pasar Lolak, yang menjadi pemicu status siaga.
Fenomena ini bukan sekadar gangguan lokal, tapi sinyal serius perubahan iklim di tingkat regional.
Dalam rapat koordinasi yang digelar Senin, 28 Juli 2025, menyepakati bahwa penanganan Karhutla tak bisa dilakukan secara sektoral, melainkan harus menjadi gerakan terpadu lintas institusi.
Sekda Bolmong, Abdullah Mokoginta menegaskan bahwa pencegahan adalah kunci.
Langkah preventif seperti edukasi warga, sosialisasi prosedur mitigasi, serta pemantauan dini titik-titik rawan menjadi fokus utama.
“Pemerintah mendorong seluruh elemen masyarakat, terutama di tingkat desa, untuk terlibat aktif dalam menjaga kelestarian hutan dan lahan,” kata Abdullah
Abdullah menekankan pentingnya komunikasi dan koordinasi antarlembaga.
Kata dia, penanganan karhutla bukan hanya tugas pemerintah daerah, tetapi juga instansi vertikal dan masyarakat sipil.
“Jika semua pihak bergerak secara simultan dan terintegrasi, penanggulangan akan lebih efektif serta mengurangi dampak kerusakan ekologis,” kata Abdullah.
Hadir dalam rapat, jajaran Polres, Kodim 1303, OPD, para Camat, dan unsur strategis lainnya.(*)