SPNews – Sebanyak 83,13 ribu warga Sulawesi Utara (Sulut) masuk kategori penganguran atau tunakarya.
Data ini berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut. BPS mencatat pada Februari 2025 sebanyak 83,13 orang tunakarya.
Angka ini naik 4,01 persen dibandingkan Februari 2024 lalu.
Kepala BPS Sulut Aidil Adha mengatakan, dari 2,11 juta penduduk usia kerja, sebanyak 1,38 juta orang merupakan angkatan kerja.
Sementara sisanya sekitar 732,20 ribu orang, masuk dalam kategori bukan angkatan kerja seperti pelajar, ibu rumah tangga, atau lansia yang tidak aktif mencari kerja.
Dari jumlah angkatan kerja tersebut, yang sudah bekerja sebanyak 1,29 juta orang. Artinya sekitar 83 ribu orang atau 6 persen dari angkatan kerja di Sulut masih menganggur.
“Meski jumlah penduduk bekerja naik sebesar 3,00 persen dibanding tahun lalu, namun kenaikan pengangguran tetap menjadi perhatian,” jelasnya.
Tak hanya itu, data BPS juga menunjukkan adanya peningkatan jumlah setengah penganggur, yaitu pekerja yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu dan masih mencari pekerjaan tambahan.
Jumlah setengah penganggur naik drastis hingga 31,82 persen, mencapai 117,98 ribu orang.
Sementara itu, pekerja paruh waktu bertambah 10,94 persen menjadi 284,98 ribu orang, dan pekerja penuh waktu juga meningkat sebesar 5,22 persen, menjadi 891,16 ribu orang.
Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun jumlah kesempatan kerja bertambah, namun kualitas dan kestabilan pekerjaan masih menjadi tantangan utama.
Banyak penduduk yang hanya mendapatkan pekerjaan tidak tetap, paruh waktu, atau di sektor informal yang belum memberikan jaminan sosial maupun penghasilan yang layak.
Ia manambahkan, salah satu faktor yang mempengaruhi naiknya pengangguran adalah, karena tahun ini belum ada panen raya atau kegiatan besar lainnya yang menyerap tenaga kerja.
“Tahun lalu itu ada panen raya dan juga Pilkada. Banyak orang yang jadi petani panen dan juta pegawai yang direkrut Bawaslu maupun KPU. Tahun ini kan belum ada, jadi pengangguran naik,” tekannya.
Namun, lanjutnya penurunan jumlah penduduk yang termasuk dalam kategori bukan angkatan kerja sebesar 2,71 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang mulai mencari pekerjaan. Namun, pasar kerja belum mampu menyerap semua tenaga kerja baru.***