Scroll untuk baca artikel
Example floating Example floating
Berita Nasional

Beginilah Potret Aktivitas Tambang Nikel yang Mengancam Kawasan Wisata Raja Ampat

×

Beginilah Potret Aktivitas Tambang Nikel yang Mengancam Kawasan Wisata Raja Ampat

Sebarkan artikel ini
Keindahan alam Raja Ampat di Papua Barat Daya yang Terancam Akibat Aktivitas Tambang. (iStock)
Keindahan alam Raja Ampat di Papua Barat Daya yang Terancam Akibat Aktivitas Tambang. (iStock)

SulutPlus – Kritikan tajam berseliweran di platform media sosial atas aktivitas tambang nikel di kawasan Destinasi Wisata Raja Ampat akhir-akhir ini.

Tak hanya dari masyarakat biasa, bahkan Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti juga menuliskan kritikannya melalui media sosial.

Melalui akun pribadinya, perempuan yang dikenal vokal ini melayangkan permohonan mendesak kepada Presiden RI Prabowo Subianto agar segera menghentikan aktivitas penambang tersebut.

“Yth. Bapak Presiden @prabowo @Gerindra mohon dengan sangat, hentikan penambangan di Raja Ampat ini. Salam hormat,” tulis Susi di akun X (Twitter) pribadinya, Jumat, 6 Juni 2025.

Bahkan Susi meminta agar aktivitas pertambangan dihentikan selamanya. “Sebaiknya hentikan selamanya,” tambah Susi yang merasa khawatir akan masa depan wisata Raja Ampat.

Selain dari dalam negeri, kritikan juga disampaikan Organisasi Lingkungan Internasional, Greenpeace.

Dalam laporannya, Greenpeace secara gamblang mengungkapkan bahwa tambang di lima pulau kecil di Raja Ampat telah merusak lebih dari 500 hektare hutan dan mengancam 75% terumbu karang terbaik dunia di kawasan tersebut.

Ini adalah angka yang sangat mengkhawatirkan, mengingat Raja Ampat adalah episentrum keanekaragaman hayati laut global.

Tanggapan Pemerintah

Setelah mendapat banyak sorotan,  Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengaku meninjau langsung aktivitas tambang nikeldi Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.

“Insyaallah, doakan saja, saya kebetulan ada rencana, mau kunjungi wilayah Papua Barat Daya dan Papua Barat, mau kunjungi sumur-sumur minyak di Sorong, di Fak-Fak sama BP, di Bintuni,” ujar Bahlil usai salat Idul Adha di kantor pusat Partai Golkar, Jakarta, seperti dikutip dari Detik.com, Jumat, Jumat, 6 Juni 2025.

Bahlil sendiri telah memberhentikan sementara operasi pertambangan nikel milik PT GAG Nikel, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam) itu.

Menurut dia, ada lima Izin Usaha Pertambangan (IUP) nikel di Raja Ampat. Namun yang beroperasi hanya milik PT GAG Nikel, anak perusahaan PT Antam Tbk.

“Untuk sementara kita hentikan operasinya. Sampai dengan verifikasi lapangan, kita akan cek. Nah, tetapi apapun hasilnya, nanti kami akan sampaikan setelah cross-check lapangan terjadi,” jelas Bahlil dalam acara bincang media di Kantor ESDM, Kamis, 5 Juni 2025.

Potret Aktivtas Tambang di Kawasan Destinasi Raja Ampat  

Sumber Foto: Arsip Greenpeace