SPNews – Yusra Alhabsyi menunjukkan ketegasannya dalam menyikapi persoalan seleksi PPPK tahap dua Bolaang Mongondow (Bolmong).
Sebagai Bupati, Yusra Alhabsyi tidak pilih kasih dalam mengambil keputusan terhadap orang-orang tidak memenuhi syarat mengikuti seleksi PPPK.
Terbukti dengan adanya seorang ponakannya yang mengikuti seleksi PPPK, tapi harus dicoret.
Sebab, tidak memenuhi prosedur persyaratan seleksi PPPK tahap dua atau inprosedural.
“Soal seleksi PPPK ini, saya tidak main main. Ponakan saya saja, saya coret. Sebab, saya tahu persis ponakan saya itu belum genap dua tahun menjadi honor,” tegas Yusra.
Menurut Yusra, pengabdian menjadi honorer selama dua tahun merupakan syarat mutlak, untuk ikut tes seleksi PPPK. Jadi kalau tidak memenuhi syarat, harus ditertibkan, agar terpenuhi rasa keadilan.
“Coba bayangkan ada yang sudah bertahun tahun mengabdi sebagai honorer. Tapi bisa kalah dengan mereka yang baru enam bulan sebagai honor. Nah, praktik semacam ini harus kita tertibkan,” tegasnya lagi.
Apalagi kata dia, menjadi ASN adalah pengabdian kepada masyarakat dengan penuh tanggungjawab yang besar.
“Saya tidak bermaksud untuk menghambat rejeki orang. Namun hal yang paling pantas, bagaimana memberikan rasa adil bagi mereka yang sudah lama mengabdi, katanya,” ucapnya.
Diketahui, persoalan PPPK tahap dua di Pemkab Bolmong berawal dari laporan masyarakat pasca Ia dilantik menjadi Bupati Bolmong bersama Wakil Bupati Dony Lumenta.
Bahkan jelang tahapan tes seleksi PPPK, banyak laporan yang masuk kalau ada titipan honor siluman dari oknum pejabat.
Isu ini pun menjadi pembahasan masyarakat di media sosial. Sehingga Bupati mengambil sikap untuk menanganinya secara langsung. ***
